Senin, 02 November 2015

Pendataan dan Validasi Realisasi Kartu Jakarta Pintar di SDN Angke 03 Pagi Dalam Penerapan Mata Kuliah Character Buildng bersama Teach For Indonesia

Pendataan dan Validasi Realisasi Kartu Jakarta Pintar di SDN Angke 03 Pagi
Dalam Penerapan Mata Kuliah Character Buildng bersama
Teach For Indonesia



Kelas  : LA26
Dosen  : D3735—Hendra Lim, S.S., M.Pd
Waktu  : 27 Oktober 2015
Pukul  : 09.30 – 11.30 WIB
Lokasi  : SD Negeri Angke 03 PG
PIC lokasi : Haryanto, S.Pd. (Kepala sekolah)

Tim yang Hadir:
 Ketua  : Fredy Wijaya (1701297135)
 Anggota:
1. Billimansyah Taruna M S (1701363433)
2. Edwin Fadilah L (1701291062)
3. Kaslie (1701331766)
4. Nanda Feronika (1701348073)
5. Syah Rezi Tungga D (1701336691)
6. Willyam Chandra (1701329093)
Tim yang Tidak Hadir:
 1. Made Luhurempu S (1701312306)


BAGIAN II
ISI

Teori Pendukung Pelaksanaan Kegiatan
 Teori etika utilitarianisme klasik dikembangkan oleh dua filsuf Inggris yakni Jeremy Bentham (1748-1832) dan John Sturt Mill (1806-1873). Secara etimologis, utilitarianisme berasal dari kata bahasa latin ‘utilis’ yang berarti bermanfaat (Bertens, 2000:66). Jadi berdasarkan arti kata tersebut suatu perbuatan dapat dikategorikan baik secara etis bila perbuatan tersebut memberi manfaat. Menurut Spinello (1994:19) yang dimaksud dengan manfaat adalah apa yang membawa kebahagiaan. Suatu perbuatan baik namun tidak membawa manfaat atau kebahagiaan itu tidak memiliki makna etis.
 Etika yang berdasar pada kewajiban biasa disebut juga dengan etika deontologi yang dikembangkan oleh Emanuel Kant. Suatu perbuatan diakui sebagai perbuatan baik menurut etika deontologi karena perbuatan tersebut diwajibkan untuk dilakukan dan perbuatan lainnya dilarang. Menurut Kant (Bartens. 2000:70-72), suatu perbuatan adalah baik jika dilakukan karena harus dilakukan atau dengan kata lain jika dilakukan karena kewajiban.
 Dari kedua teori di atas dapat disimpulkan bahwa teori utilitarian berfokus pada tujuan dan akibat dari perbuatan yang dilakukan. Apabila perbuatan yang dilakukan tidak memberikan kebahagian ke sebanyak mungkin orang, maka perbuatan tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai sesuatu yang baik secara etis. Sedangkan suatu perbuatan dianggap baik secara deontologi apabila perbuatan tersebut wajib dilakukan, bukan karena hasilnya memberikan manfaat ke banyak orang.
 Berdasarkan pada kedua teori di atas, kegiatan Pendataan dan Validasi Realisasi Kartu Jakarta Pintar di SDN Angke 03 Pagi dalam Penerapan Mata Kuliah Character Buildng bersama Teach For Indonesia yang kami lakukan untuk membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat dianggap perbuatan yang baik secara etis.
Tahap Persiapan Kegiatan
 Sebelum melaksanakan kegiatan yang jatuh pada hari Selasa, 27 Oktober 2015, ada beberapa hal yang kami lakukan:
1. Melakukan konfirmasi dengan pihak sekolah mengenai waktu pelaksanaan kegiatan;
2. Mengurus berkas-berkas/dokumen-dokumen yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan, seperti surat jalan, form kuesioner KJP, form evaluasi, dan sebagainya;
3. Mendiskusikan aturan, isi dan tujuan kegiatan, dan strategi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan bersama anggota kelompok.



Evaluasi Kerja
• Evaluasi dari Pihak Eksternal
Setelah melakukan kegiatan monitoring KJP di SDN 03 Angke PG, pihak Sekolah melakukan evaluasi terhadap kelompok kami dengan mengisi form evaluasi kegiatan yang terlampir dibawah ini:




• Evaluasi dari Pihak Internal 
Setelah melakukan kegiatan monitoring KJP di SDN 03 Angke PG, kami selaku kelompok melakukan evaluasi internal terhadap kelompok kami dengan berdiskusi lalu kemudian hasil diskusi dimasukkan kedalam form evaluasi kegiatan yang terlampir diatas. Dibandingkan dengan kegiatan monitoring KJP sebelumnya, yakni di SMPN 28 Jakarta, kegiatan monitoring KJP di SDN 03 Angke PG lebih terorganisasi dengan baik. Semua anggota yang hadir dapat saling bekerja sama dan saling membantu.




BAGIAN III
PENUTUP


Jumlah Peserta/Responden
Jumlah siswa yang mengisi form kuesioner KJP adalah 30 orang atau sebanyak dua puluh persen dari jumlah siswa yang menerima Kartu Jakarta Pintar yaitu 94 siswa. Siswa-siswa diarahkan oleh operator sekolah ke ruang serbaguna sekolah untuk mengisi kuesioner.
Hasil Monitoring dan Evaluasi dari Data KJP
 Kuesioner yang sudah diisi oleh 30 responden dientri ke Google Docs yang disediakan oleh Teach For Indonesia. Data yang dimasukkan murni berasal dari isian masing-masing responden tanpa ada manipulasi dari pihak sekolah maupun kelompok kami.

Kesimpulan dari Hasil Pengecekan KJP
 Kartu Jakarta Pintar adalah kartu sejenis kartu ATM yang diberikan oleh pemerintah DKI Jakarta kepada masyarakat kurang mampu untuk membeli kebutuhan yang berkaitan dengan pendidikan seperti tas sekolah, buku, seragam, dan sebagainya. Berdasarkan kegiatan yang kami lakukan, banyak siswa yang merasa bingung ketika akan menjawab butir-butir pertanyaan yang ada pada form kuesioner baik dari segi bahasa yang digunakan maupun maksud pertanyaan yang diberikan.  Walaupun kami selaku pewawancara membantu menjelaskan maksud dari tiap pertanyaan, namun ada beberapa anak yang tampak bingung mengartikan atau menafsirkan penjelasan yang kami berikan. Tidak sedikit dari mereka yang tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner (wawancara) dengan tepat karena mereka merasa tidak melalui satu atau beberapa proses dalam penerimaan KJP yang tersirat di dalam pertanyaan kuesioner. Hal tersebut dalam artian orang tua mereka-lah yang lebih mengetahui jalannya prosedur penerimaan KJP dan penggunaannya.

Kesimpulan dari Hasil Kegiatan
 Kegiatan pengecekan KJP yang dilakukan di SDN Angke 03 PG berjalan cukup lancar. Komunikasi dan kerja sama tim meningkat dibandingkan dengan kegiatan sebelumnya. Dengan adanya kegiatan ini, kami dapat mengasah kemampuan kami dalam berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain, kami lebih tahu seperti apa bersikap kepada orang lain, bekerja sama dengan orang lain, dan sebagainya. Kami juga mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru tentang program yang tengah dijalankan Pemprov DKI Jakarta terkait peningkatan mutu pendidikan masyarakatnya.

Perbaikan
 Perbaikan yang akan dilakukan pada kegiatan berikutnya antara lain:
1. Melakukan briefing singkat bersama pihak sekolah di lokasi kegiatan agar kegiatan dapat berjalan dengan terstruktur dan lebih lancar;
2. Pengorganisasian tugas lebih jelas dan merata kepada tiap anggota kelompok.
3. Briefing dan evaluasi pada saat sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar